KJRI Perth Pulangkan 332 Keramik TekSing dari Australia Milik Indonesia

Berita83 Dilihat
banner 468x60

PERTH, DIASPORASATU.COM– Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Perth,Australia, Listiana Operananta didampingi Konsul Penerangan dan Sosial Budaya KJRI Perth, Antonius Prawira Yudianto menghadiri proses tahapan akhir repatriasi 332 buah keramik TekSing yang ditemukan di situs lelang ilegal Australia.

Dalam keterangan resmi KJRI Perth yang diterima di Jakarta, Rabu, diketahui bahwa sejumlah besar keramik TekSing ditemukan di Australia pada 2019 melalui situs lelang ilegal (kemlu.go.id).

banner 336x280

Untuk itu, Menteri Budaya Australia, Tony Burke kemudian secara simbolis menyerahkan Keramik TekSing tersebut kepada Dubes RI untuk Australia Siswo Pramono pada 17 Agustus 2022 untuk diproses pemulangan kembali ke Indonesia.

Konsul Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Perth, Australia, Listiana Operananta (dua kanan) menghadiri proses pengemasan box kayu dan proses transfer kontainer keramik TekSing dari Gudang DSV ke bandara untuk pengiriman ke Jakarta. (Kredit Foto: KJRI Perth/Kemenlu.go.id

Pemulangan 332 Keramik TekSing tersebut setelah melalui proses panjang, sehingga seluruh keramik tersebut telah dipulangkan kembali ke Indonesia pada 8 September 2024.

Dijelaskan bahwa seluruh rangkaian proses repatriasi merupakan hasil koordinasi erat KJRI Perth dengan seluruh pihak utamanya dengan Tim Museum dan Cagar Budaya Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi RI.

Konsul Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Perth, Australia, Listiana Operananta (dua kanan) menghadiri proses pengemasan box kayu dan proses transfer kontainer keramik TekSing dari Gudang DSV ke bandara untuk pengiriman ke Jakarta. (Kredit Foto: KJRI Perth/Kemenlu.go.id)

Pihak KJRI Perth menegaskan bahwa konsulat bersama seluruh tim terkait akan terus berkolaborasi untuk menjaga asset budaya Indonesia di wilayah kerja.

Sementara itu, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi menerangkan bahwa, keramik-keramik tersebut berasal dari kapal dagang China Teksing yang karam pada tahun 1822 di perairan Selat Gelasa, Provinsi Bangka-Belitung, saat berlayar dari Amoy (Xiamen), Hookian, menuju Batavia (kini Jakarta).

Proses pengemasan box kayu dan proses transfer kontainer keramik TekSing dari Gudang DSV ke bandara untuk pengiriman ke Jakarta. (Kredit Foto: KJRI Perth/Kemenlu.go.id)

Diketahui bahwa, Teksing merupakan kapal jung China berukuran panjang 50 meter dan lebar 10 meter yang membawa muatan 2.000 imigran Tiongkok dan sekitar 380.000 keramik.

Setelah menabrak karang, kapal Teksing yang diterjemahkan sebagai Bintang Sejati itu karam dan bangkainya ditemukan di kedalaman sekitar 100 meter. **

Sumber : kemlu.go.id/KJRI Perth/Antaranews

Editor : Domi Dese Lewuk.

 

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *