BSSN Sebut,  Serangan Siber Dapat Memecah Belah Bangsa

Nasional281 Dilihat
banner 468x60

Diasporasatu.com-Ancaman serangan siber kini tak lagi hanya bersifat teknis, tetapi juga sosial, dan berpotensi besar dapat memecah belah bangsa melalui penyebaran hoaks, propaganda, dan manipulasi informasi. Di tengah kompleksitas era perang generasi kelima (G5), serangan semacam ini tidak hanya menargetkan infrastruktur digital, tetapi juga memengaruhi tatanan sosial dan budaya bangsa. Ancaman siber tentunya akan selalu berbanding lurus dengan kemajuan teknologi.

Demikian disampaikan Deputi Bidang Operasi Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Mayjen TNI Dominggus Pakel, dalam pertemuan dengan Korps Menwa Indonesia pada Senin, 14 Oktober 2024 bertempat di Kantor BSSN, Ragunan-Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

banner 336x280

“Internet kini menjadi jalur utama dalam bebagai aktivitas seperti komuniksai, transaksi ekonomi, bahkan sosial dan budaya yang mencakup seluruh elemen masyarakat, pemerintahan, hingga sektor swasta. Ketergantungan terhadap internet begitu tinggi, namun keberlangsungan internet juga memerlukan dukungan daya listrik. Jika terjadi gangguan pada jaringan listrik, seperti PLN lumpuh, maka seluruh sistem internet akan ikut lumpuh, sehingga dapat mengancam tatanan ekonomi, politik, sosial, budaya, hingga pertahanan dan keamanan (epoleksosbud hankam) nasional,” tuturnya.

Ancaman negara saat ini, lanjut Mayjen TNI Dominggus Pakel, tidak hanya berfokus pada empat matra pertahanan (TNI dan Polri), tetapi juga pada dimensi kelima, yaitu ancaman siber di dunia maya.

“Dengan 512 pemerintah daerah dan 98 infrastruktur kementerian serta lembaga swasta yang rentan terhadap serangan siber, diperlukan kerjasama lintas sektor untuk menghadapi ancaman ini,” tandasnya.

Di sisi lain, Ketua Pengurus Pusat Korps Menwa Indonesia, Mayjen TNI Purn Jan Pieter Ate MBus MA menjelaskan bahwa Korps Menwa memiliki mahasiswa aktif yang berasal dari perguruan tinggi di berbagai provinsi, serta alumni yang telah menyelesaikan kuliah dan berkarir di berbagai sektor pekerjaan, baik swasta maupun pemerintah.

Dalam audiensi ini, kedua pihak saling bertukar pandangan terkait potensi Korps Menwa yang dapat memaksimalkan peran anggotanya dalam membantu pertahanan nasional, khususnya di ranah siber, sebagaimana program cyber patriot yang telah beberapa kali dilakukan.

Mayjen TNI Dominggus Pakel, menekankan bahwa dunia kini memasuki era perang generasi kelima (G5), yang mencakup serangan asimetris, hybrid, dan modern.

“BSSN, sebagai garda utama keamanan siber Indonesia, menghadapi serangan siber yang bersifat teknis, seperti pada jaringan dan database, serta serangan sosial, seperti penyebaran hoaks dan propaganda budaya yang tentunya serangan social ini butuh semua elemen untuk menangkalnya termasuk kalangan akademis dan mahasiswa,” jelasnya.

Sebagai langkah konkret dalam menyebarkan literasi terkait cyber awareness, BSSN telah menyiapkan 250 modul pelatihan yang mencakup berbagai tingkat kemampuan, mulai dari operator hingga kelas lanjut (advance).

“Modul-modul ini dirancang untuk memberikan pemahaman komprehensif mengenai ancaman dan teknik pertahanan siber, dan kedua pihak saling sepakat untuk bersinergi dalam membangun cyber security awareness, terutama untuk masyarakat,” pungas Mayjen TNI Dominggus Pakel. **

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *