Diasporasatu.com,Jakarta- Senator RI daerah pemilihan NTB,Mirah Midadan Fahmid, menyoroti pentingnya mengenai diversifikasi pangan di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan dalam RDPU Komite II DPD RI pada Selasa (15/10) /2024).
Dalam kegiatan itu, Mirah menyinggung kebiasaan masyarakat yang cenderung bergantung pada nasi sebagai makanan pokok, meski pangan alternatif cukup besar di berbagai potensi daerah, termasuk NTB.
“Masyarakat Indonesia masih memiliki kebiasaan bahwa jika blelum makan nasi, maka dianggap belum makan. Padahal, kita punya alternatif pangan pokok lain yang juga bisa diandalkan,” kata Mirah, Rabu (16/10/2024).
Menurutnya, pola konsumsi yang berpusat pada nasi ini menjadi salah satu tantangan terbesar dalam mendorong diversifikasi pangan yang telah lama digalakkan pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah.
Dikatakan, baha Tenggara Barat, dapil yang ditampungnya, merupakan salah satu produsen utama jagung dan sorgum. Sejak tahun 2009, pemerintah daerah telah mengupayakan penanaman sorgum sebagai bagian dari program diversifikasi pangan di NTB.
Meski demikian kata dihasilkan, hasil produksi jagung dan sorgum belum terserap optimal di pasaran karena minimnya konsumsi harian.
“Meski potensi produksi tinggi, nyatanya konsumsi sorgum dan jagung masih sangat rendah. Masyarakat lebih memilih nasi sebagai makanan pokok sehari-hari,” ujarnya.
Ia juga menganalisis langkah-langkah konkret yang harus dilakukan oleh para akademisi, pemerintah, dan legislator untuk mendorong perubahan perilaku konsumsi masyarakat.
“Apa yang harus dilakukan untuk mengubah pola pikir masyarakat bahwa tidak selalu harus nasi? Kita bisa makan makanan lokal lainnya, seperti sorgum, jagung, atau porang, dan tetap merasa kenyang. Di Papua, misalnya, masyarakat terbiasa makan sagu sebagai makanan pokok,” tegasnya.
Ia mendesak pentingnya upaya bersama untuk melakukan perubahan pola pikir masyarakat mengenai diversifikasi pangan. Menurutnya, perubahan perilaku ini tidak hanya membutuhkan kebijakan yang kuat, tetapi juga peran ilmuwan dalam memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai manfaat dan potensi pangan alternatif.
Anggota Komite II DPD RI ini juga berharap diskusi ini dapat menghasilkan langkah-langkah konkret untuk mendorong diversifikasi pangan di seluruh Indonesia, termasuk dalam perubahan perilaku konsumsi masyarakat.
“Perubahan perilaku ini sangat penting, dan kita semua memiliki peran untuk memastikan hal ini dapat tercapai, baik dari sisi kebijakan maupun edukasi masyarakat,” ujarnya. ** Dese.