JAKARTA,DIASPORASATU.COM- Letjen TNI (Purn.) Kiki Syahnakri mengatakan salah satu alasan mengapa Herman Yoseph Fernandez pantas diusung untuk mendapat gelar Pahlawan Nasional adalah kisah heroiknya dalam pertempuran di Desa Sidobunder, Kebumen, Jawa Tengah, atau yang dikenal dengan sebutan Palagan Sidobunder.
Jenderal Kiki mengatakan ini dalam seminar nasional bertema “Sosok dan Kepahlawanan Herman Yoseph Fernandez Pejuang Era Revolusi, Cahaya dari Timur Untuk Indonesia” yang berlangsung di Aula Soerjadi Gedung PPAD (Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat), Jl. Matraman Raya, Jakarta, Sabtu (14/12/2024).
Seminar tersebut diselenggarakan oleh Panitia Nasional Pengusul Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional Herman Yoseph Fernandez yang diketuai oleh Grace Siahaan Njo.
Selain Kiki, narasumber yang tampil sebagai dalam seminar tersebut adalah Dr. Yoseph Yapi Taum dan sejarawan Prof. Asvi Warman Adam.
Seminar yang dimoderatori wartawati senior Hermien Y. Kleden, menghadirkan beberapa penanggap, di antaranya Dr. Inosentius Samsul, SH, M.Hum; Dr. Bondan Kanumoyoso, M.Hum; Brigjen TNI M. Syech Ismed, SE, M.Han; Laksma TNI Dr. Hariyo Poernomo SE, MM, M.Tr.Opsla, M.Han, Brigjen TNI (Purn.) Andreas R. Mere dan Sedangkan Mayjen TNI (Purn.) Herman Musakabe .
Dikatakan Kiki, sangat mungkin bahwa Palagan Sidobunder dan tewasnya Kapten Nex menjadi faktor penghambat gerak maju pasukan Belanda dari arah barat Yogyakarta. Jika tidak ada situasi itu, maka tentara Belanda mungkin saja akan dengan mudah menembus Yogyakarta dari arah barat.
“Inilah peran penting dari Palagan Sidobunder serta pengorbanan para pejuang, utamanya Tentara Pelajar yang salah satu pimpinannya adalah Yoseph Herman Fernandez, dalam rangka mempertahankan Ibu Kota Negara Yogyakarta yang juga berarti mempertahankan eksistensi dari Kemerdekaan Indonesia,” kata mantan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad) Letjen TNI (Purn.) Kiki Syahnakri .
Mantan Ketua Umum Persatuan Purnawirawan Angkatan Darat (PPAD) ini mengatakan bahwa, keterwakilan dalam segala aspek kehidupan berbangsa-bernegara adalah kata kunci dari upaya pemeliharaan/peningkatan “Persatuan Indonesia”, termasuk keterwakilan dalam hal pembelian gelar Pahlawan Nasional.
Ditambahkan Kiki, belum semua daerah di Indonesia memiliki Pahlawan Nasional yang mewakili daerahnya, termasuk Pahlawan Nasional yang mewakili masyarakat Flores, walaupun sebenarnya ada beberapa orang yang sangat memenuhi syarat, salah satu di antaranya adalah Yoseph Herman Fernandez.
Sementara itu, sejarawan Prof. Asvi Warman Adam, menyebut bahwa kualitas yang harus dimiliki oleh seorang pahlawan adalah keberanian.
“Keberanian ada pada diri Herman Yoseph Fernandez,” kata peneliti sejarah dari LIPI ini.
Lanjutnya bahwa, tiga hal penting dalam pengusungan seseorang menjadi pahlawan nasional. Pertama, pemenuhan persyaratan umum dan khusus yang ditetapkan oleh pemerintah.
Kedua, situasi, misalnya menjelang pemilu/pilpres, atau peringatan sejarah, atau provinsi yang belum memiliki pahlawan nasional.
Ketiga, pendekatan terhadap pengambil keputusan, dalam hal ini pemerintah/presiden.
sedangkan Yapi Taum, menyebut de facto Herman Yoseph Fernandez adalah pahlawan nasional karena dimakamkan di TMP Kusumanegara, Yogyakarta di antara sejumlah sejumlah pahlawan nasional seperti Panglima Besar Jenderal Sudirman dan Jenderal Urip Soemohardjo.
Meski deikian kata dia, pemberian gelar pahlawan nasional kepada Herman Yoseph Fernandez sedang diupayakan, termasuk melalui penyelenggaraan seminar nasional ini.
Pemateri lain, yakni Brigjen TNI (Purn.) Andreas Riwu Mere, menegaskan bahwa kehormatan tertinggi sebagai prajurit adalah ketika gugur di medan pertempuran.
“Herman Yoseph Fernandez sangat layak disebut pahlawan nasional karena dia rela mengorbankan nyawanya demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia,” tegas nya.
Profil Herman Yoseph Fernandez
Herman Yoseph Fernandez adalah seorang pejuang yang tidak hanya berjuang dalam pertempuran fisik, tetapi juga menunjukkan keteguhan moral dan spiritual yang luar biasa dalam perjuangannya mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Herman Yoseph Fernandez adalah putra keempat dari pasangan Marcus Suban Fernandez dan Fransisca Theresia Pransa Carvalho Kolin, lahir pada 3 Juni 1925 di Ende, Flores, NTT.
Di Kota Ende pula Herman Yoseph Fernandez pertama kali mengenal Bung Karno ketika menjadi pembuangan Belanda.
Bung Karno sendiri pernah mengunjungi Schakel School pada tahun 1936 saat Herman Fernandez dan Frans Seda duduk di kelas dua.
Di sekolah guru HIK van Lith, Muntilan, Herman Fernandez belajar bersama teman-teman dari berbagai etnis dan seangkatan dengan Yos Soedarso, pahlawan yang gugur di Laut Aru, dan Frans Seda yang kemudian menjadi tokoh nasional.
Setelah ikut berjuang bersama laskar muda dari kawasan Sunda Kecil, Herman Yoseph Fernandez terakhir bergabung dengan Persatuan Pelajar Indonesia Sulawesi (Perpis) dan terlibat dalam pertempuran hidup mati di Palagan Sidobunder, Kebumen, pada 2 September 1947.
Herman Fernandez akhirnya gugur sebagai Kusuma Bangsa dan dimakamkan di TMP Kusumanegara, Yogyakarta. Di TMP ini juga dimakamkan Jenderal Besar Sudirman, Letjen Urip Sumohardjo, dua Pahlawan Revolusi Brigjen TNI (Anumerta) Katamso Darmokusumo dan Kolonel (Anumerta) Sugiyono Mangunwiyoto, serta ratusan pejuang dan pahlawan bangsa lainnya.
Memenuhi kriteria
Berdasarkan seluruh kontribusi dan pengorbanan yang ia lakukan, Herman Yoseph Fernandez memenuhi kriteria untuk dianugerahi gelar Pahlawan Nasional sesuai dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2009 Pasal 25 dan 26, khususnya huruf (a) dan huruf (b). 17 Perjuangannya, yang tidak hanya terbatas pada medan perang tetapi juga pada pengorbanan moral dan spiritual, menjadikannya sosok yang layak dihargai sebagai pahlawan.
Pengakuan terhadap Herman Yoseph Fernandez sebagai Pahlawan Nasional juga mencerminkan keterwakilan seluruh wilayah Indonesia dalam perjuangan kemerdekaan. Sebagai seorang pahlawan yang berasal dari Flores, pengakuan ini menjadi simbol penting bahwa kontribusi daerah-daerah di luar Jawa dalam perjuangan kemerdekaan sangat signifikan.
Dengan demikian, Herman Yoseph Fernandez tidak hanya menjadi pahlawan bagi masyarakat Flores atau Nusa Tenggara Timur, tetapi juga bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pemberian gelar ini tidak hanya memenuhi syarat administratif, tetapi juga merupakan pengakuan moral dan sejarah yang pantas bagi pengorbanan dan kontribusinya dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Herman Yoseph Fernandez, yang mewakili semangat nasionalisme Indonesia yang inklusif, sepatutnya diakui sebagai simbol kepahlawanan yang berasal dari berbagai penjuru negeri.
Pengakuan terhadapnya akan membawa kebanggaan bagi masyarakat Flores dan Nusa Tenggara Timur serta memberikan penghargaan terhadap setiap pejuang yang ikut berperan dalam kemerdekaan Indonesia. Mengingat hingga saat ini belum ada pahlawan nasional yang diakui secara resmi dari Flores, pemberian gelar ini akan memperkaya warisan sejarah perjuangan bangsa Indonesia. *** DDL.